Friday, January 6, 2017

TATTOO DAYAK.

Istilah nama Dayak adalah diciptakan sebagai sebutan untuk menggabungkan ratusan suku‐suku dan bermacam sub suku yang mendiami Borneo. Suku‐suku dan sub suku Dayak yang memiliki tradisi tato, menggunakannya untuk mendefinisikan identitas mereka sekaligus juga dipakai sebagai pengikat sebuah hubungan spiritual dengan adat.
Meskipun terjadi perubahan yang sangat besar seiring berjalannya waktu dalam tatanan kehidupan modern di kehidupan urban dan pengaruhnya yang besar pada tatanan kehidupan suku Dayak, masih ada rasa dan kebutuhan mendalam untuk menjadi bagian dari budaya dan adat istiadat Dayak.

Ketika seorang laki‐laki dan perempuan Dayak telah mencapai masa akil balik, ritus perjalanan hidup sering diabadikan atau ditandai melalui tato pada bagian tubuh tertentu. Pencapaian peringkat tertentu, profesi tertentu atau status social mereka, prestasi atau pengalaman hidup tertentu, penguasaan skill tertentu sering diperingati melalui tato.1 Fungsi sebagai jimat untuk memberikan perlindungan dari penyakit, bala, sihir, ancaman musuh ataupun kemalangan juga dapat ditandai melalui tato. Para pria yang bertato untuk menunjukkan keberanian, kepahlawanan, perjalanan atau perantauan, bahkan juga sebagai tropi dan catatan pribadi seberapa banyak nyawa atau kepala yang telah mereka ambil dalam pengayauan atau peperangan.

Elemen‐elemen atau symbol‐simbol yang berasal dari alam dan lingkungan hidup serta bentuk‐bentuk visual yang diambil atau berakar pada agama dan kepercayaan sukusuku Dayak selalu menjadi sumber dari bentuk‐bentuk design dan motif ataupun pola tato‐tato Dayak.



Teknik pembuatan tato Dayak yang secara Internasional disebut dengan teknik tato hand‐taping, tekanan jarum tato dengan cara diketuk merupakan teknik asli dan populer selain teknik yang sama ini juga dipergunakan oleh suku‐suku lain di Nusantara ataupun di wilayah Asia Tenggara dan laut Pasifik.

Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato atau parung, baik pilihan gambarnya, struktur sosial orang yang ditato maupun penempatan tatonya. Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai "obor" dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.

Karena itu, semakin banyak tato, "obor" akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan.

"Setiap sub-suku Dayak memiliki aturan yang berbeda dalam pembuatan tato. Bahkan ada pula sub-suku Dayak yang tidak mengenal tradisi tato," ungkap Mering Ngo, warga suku Dayak yang juga antropolog lulusan Universitas Indonesia.
Panglima Perang (Panglima Damai) Dayak, Edy Barau, mengatakan, motif yang digunakan masyarakat Dayak, khususnya Dayak Iban untuk mengukir pada tubuh berhubungan erat dengan kehidupan alam (hutan).

Dengan demikian, motifnya ada yang berasal dari binatang maupun tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah yang semua memiliki arti dan makna bagi masyarakat Dayak.






Tagged
Different Themes
Written by Lovely

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 comments